Rabu, 31 Maret 2010

Tugas Portofolio Bahasa Indonesia 2



Negara kita telah melaksanakan PEMILU dimana kita memilih langsung presiden yang akan memimpin negara Indonesia kita tercinta ini. Namun ternyata hasil dari PEMILU tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita sebagai rakyat Indonesia. Para pemimpin hanya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ternyata tidak berpihak kepada rakyat banyak. Sebagai contoh kebijakan tentang konversi minyak tanah ke gas, ternyata dalam pelaksanaannya banyak mengalami kendala. Dimana setelah kita diharuskan memakai gas ukuran 3 kg, ternyata untuk mendapatkan gas ukuran tersebut masih mengalami kesulitan. Bahkan sebagian masyarakat di daerah-daerah masih belum mendapatkan jatah gas tersebut . Belum lagi harga gas ternyata semakin lama semakin mahal. Rakyat dibuat semakin bingung atas kebijakan pemerintah yang menyengsarakan tersebut dan membuat kehidupan mereka semakin tidak menentu arahnya karena kondisi ekonomi negara Indonesia yang semakin hari semakin tidak menentu pula arah dan tujuannya.
Pemerintah secara sepihak menaikkan harga gas dengan alasan untuk mengurangi biaya subsidi agar tidak mengganggu APBN. Padahal seharusnya pemerintah melihat terlebih dahulu kemampuan daya beli masyarakat yang rendah. Kenaikan harga-harga tersebut tidak hanya di sektor gas saja tetapi juga di sektor pertanian. Harga pupuk naik sehingga memberatkan para petani. Biaya produksi pertanian menjadi semakin mahal diluar kemampuan para petani yang sebagian besar adalah petani penggarap. Pendapatan para petani tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Belum lagi banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi areal industri atau perkantoran sehingga mereka semakin banyak yang menjerit menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Pemerintah selalu berdalih bahwa kebijakan yang mereka keluarkan adalah untuk kesejahteraan rakyat. Padahal dalam pelaksanaannya justru menyengsarakan rakyat kecil. Oleh karena itu banyak lembaga swadaya masyarakat melakukan protes atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut. Namun semua protes tersebut hanya ditampung oleh pemerintah tanpa dijadikan pertimbangan untuk meninjau ulang kebijakan yang merugikan rakyat kecil. Bahkan jeritan-jeritan dan pendapat-pendapat yang disampaikan rakyat kecil jangankan untuk direspon, pemerintah saja enggan untuk mendengarnya. Seperti terlihat dalam gambar tersebut si pembuat karikatur menggambarkan orang yang menjerit didalam sebuah botol. Hal tersebut dapat dianalogikan bahwa pesan-pesan bahkan jeritan-jeritan yang disampaikan oleh rakyat kecil sekuat apapun akan menjadi sia-sia karena pihak pemerintah hanya bersikap acuh dan tidak pernah berusaha untuk menuruti aspirasi yang diinginkan oleh rakyat banyak. Masih segar diingatan kita pada masa kampanye waktu itu para calon presiden mengumbar janji bahwa mereka akan memperhatikan kesejahteraan rakyat. Mereka berjanji akan berpihak kepada rakyat kecil. Namun setelah mereka terpilih ternyata mereka melupakan janji-janji tersebut. Mereka dengan mudahnya melupakan setelah mendapatkan kedudukan yang enak. Janji-janji mereka pada waktu kampanye ternyata hanya “pepesan kosong” belaka. Seharusnya mereka melihat bahwa banyak rakyat yang menderita dengan kebijakan yang mereka buat. Kebijakan tersebut hanya menguntungkan segilintir orang saja. Semoga pemerintah yang sekarang dan berikutnya dapat lebih jeli melihat kondisi langsung kehidupan rakyatnya dan permasalahan yang terjadi di masyarakat sehingga kita sebagai rakyat Indonesia dapat hidup layak di negaranya sendiri.


Annisa Putri R.
10107214
3 KA 12
Powered By Blogger