Selasa, 23 Februari 2010

Tulisan Portofolio Bahasa Indonesia 2

KOIN PEMERSATU NURANI BANGSA

Negara Indonesia sedang mengalami berbagai macam permasalahan. Dari waktu ke waktu selalu saja bermunculan berbagai macam permasalahan-permasalahan, baik yang sifatnya permasalahan ringan maupun permasalahan kompleks. Pemasalahan-permasalahan tersebut bukan hanya muncul dari permasalahan negara tetapi mulai juga bermunculan permasalahan dari individu masyarakat Indonesia. Hebatnya permasalahan individu yang bermunculan di tengah masyarakat Indonesia berhasil diatasi dengan koin. Siapa yang tidak mengenal koin, koin telah dikenal sejak awal ditemukannya uang sebagai alat pembayaran yang sah. Namun keberadaan koin tidak menempati tempat yang tinggi di kalangan masyarakat, keberadaannya terkalahkan oleh uang kertas. Koin bahkan cenderung disisihkan keberadaannya. Berbeda dengan dulu, sekarang koin telah menyita perhatian masyarakat sebagai senjata ampuh untuk membela orang-orang yang mendapatkan perlakuan tidak adil dan membantu menyelesaikan permasalahan hidup orang lain.
Belum lama ini terdapat sebuah kejadian seorang ibu yang merasa mengalami kejadian malpraktik sehabis melahirkan di sebuah rumah sakit kemudian mencurahkan perasaannya melalui media email secara online. Awalnya email tersebut hanya dia tujukan kepada teman dekatnya saja, tetapi ada yang mempublikasikannya secara besar-besaran melalui dunia maya. Pihak rumah sakit setelah mengetahui isi curahan perasaan tersebut merasa dicemarkan nama baiknya sehingga bermaksud untuk membawa persoalan tersebut ke jalur hukum. Tak berapa lama lembaga pemasyarakatan langsung menahan yang bersangkutan selama beberapa waktu. Media mengetahui hal tersebut kemudian mempublikasikannya dimana-mana. Publikasi mengatakan bahwa yang bersangkutan adalah seorang ibu dari dua orang anak yang masih balita. Semenjak ibunya ditahan kedua anak-anaknya tersebut selalu menangis dan menanyakan keberadaan ibunya yang tak kunjung pulang ke rumah. Pemberitaan seperti itu terus saja mengalir sehingga masyarakat yang melihatnya merasa iba akan perlakuan tidak adil yang diterima oleh ibu malang tersebut. Berbagai dukungan terus menerus mengalir sehingga penangguhan penahanan didapatkan dan memperbolehkan ibu tersebut untuk pulang kembali ke rumah. Tetapi bukan berarti pihak rumah sakit telah mencabut penuh tuntutan atas pencemaran nama baik, malah pihak rumah sakit memasukkan tuntutannya ke pengadilan. Tuntutan dari pihak rumah sakit berupa tuntutan pidana dan tuntutan perdata. Pidana berupa penahanan kembali selama beberapa tahun dan tuntutan perdata berupa ganti rugi kepada pihak rumah sakit yang bernilai ratusan juta. Tetapi lagi lagi berbagai organisasi dan masyarakat melakukan protes terhadap sikap yang diambil oleh pihak rumah sakit, akhirnya pihak rumah sakit membatalkan tuntutan pidana namun tetap melanjutkan tuntutan perdata. Ibu malang yang mendapatkan tuntutan perdata berupa uang ratusan juta merasa tidak sanggup untuk membayarnya karena tidak memiliki uang yang cukup. Media terus mengulas mengenai berita tersebut dari hari ke hari. Tiba-tiba secara spontan masyarakat berbondong-bondong untuk membantu dengan cara mengadakan pengumpulan koin secara masal. Bahkan gerakan mengumpulkan koin tersebut diberi nama “Koin Peduli Prita”. Koin yang disumbangkan tersebut secara signifikan terus menerus bertambah jumlahnya, bahkan berhasil melebihi jumlah dari tuntutan perdata yang diajukan pihak rumah sakit.
Kejadian lain yang lebih hangat adalah ada seorang ibu yang rela berjuang habis-habisan untuk menyelamatkan buah hati tercintanya yang memiliki kelainan pada organ hati. Dokter menyarankan untuk segera melakukan transplantasi hati agar dapat bertahan hidup. Namun, biaya yang diperlukan untuk melakukan transplantasi hati mencapai milyaran rupiah sehingga orangtua dari balita yang bernama Bilqis tidak sanggup membayar biaya untuk transplantasi hati. Sang ibu terus menerus berusaha mencari jalan keluar, hingga akhirnya mendapat sebuah inspirasi dari gerakan koin peduli Prita yaitu mengadakan pengumpulan koin secara masal yang sama seperti koin peduli Prita. Publikasi dimulai melalui media elektronik hingga dibuatnya sebuah akun facebook yang mengajak orang-orang bersimpati terhadap nasib Bilqis. Gerakan pengumpulan koinnya dikenal dengan nama KCB “Koin Cinta Bilqis”. Simpati terus menerus mengalir dari berbagai penjuru tanah air sehingga akhirnya berhasil juga mencapai target biaya transplantasi hati yang mencapai milyaran rupiah.
Ketika hati nurani yang sudah mulai berbicara maka keadaan menjadi lain. Koin telah menjadi primadona di era sekarang. Keberadaannya memang telah berhasil mempersatukan nurani bangsa Indonesia untuk saling membantu sesama.

Annisa Putri R.
10107214
3 KA 12
Powered By Blogger