Kamis, 07 April 2011

Softskill Etika dan Profesionalisme TSI




KOMPETENSI PROFESI IT SUPPORT OFFICER

Standar kompetensi dapat diartikan sebagai suatu ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan kemampuan kerja yang dipersyaratkan.

Dengan menguasai standar kompetensi tersebut seseorang dapat memahami:
• Cara mengerjakan suatu tugas/pekerjaan,
• Mengorganisasikan suatu pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan,
• Apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula,
• Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.

Manfaat standar kompetensi yang terdapat pada lembaga pendidikan dan pelatihan, perusahaan, dan lembaga sertifikasi profesi.
1. Pada lembaga pendidikan dan pelatihan
Manfaat standar kompetensi pada lembaga ini bertujuan untuk acuan dalam penyusunan kurikulum dan pengembangan pengajaran, sekaligus mendorong konsistensi dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta menetapkan kualifikasinya.

2. Pada dunia usaha/perusahaan
Manfaat standar kompetensi pada perusahaan adalah sebagai alat manajemen, terutama dalam:
• Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.
• Evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
• Perekrutan tenaga kerja.
• Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

3. Pada lembaga sertifikasi profesi
Manfaat standar kompetensi pada kembaga sertifikasi profesi adalah sebagai acuan dalam penyusunan:
• Klasifikasi dan kualifikasi.
• Kriteria pengujian dan tolak ukur pengujian.

Kompetensi profesi IT di negara maju:
Masih banyaknya pekerjaan yang belum adanya standardisasi dan sertifikasi Profesi IT di Indonesia, dikarenakan Standardisasi Profesi IT yang diperlukan Indonesia adalah standard yanng lengkap, dimana semua kemampuan profesi IT di bidangnya harus di kuasai tanpa kecuali, profesi IT seseorang mempunyai kemampuan, dan keahlian yang berbeda dengan bidang yang berbeda-beda, tapi perusahaan membutuhkan sebuah Pekerja IT yang bisa di semua bidang, dapat dilihat dari sebuh lowongan kerja yang mencari persyaratan dengan kriteria yang lengkap yang dibutuhkan perusahaan.

Jika di bandingkan antara Profesi IT di Indonesia dengan negara lain contohnya Jepang agak berbeda jauh dari masalah kualitasnya. Jepang membuat sendiri dan mengadaptasi aturan penggunaan Model Sertifikasi dimana pemberian sertifikasi ini bisa dijelaskan dibawah ini:

Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Registrasi mungkin berguna untuk statistik, tetapi tidak praktis untuk diterapkan akan lebih bermanfaat dengan sertifikasi. Untuk sertifikasi, inisiatif harus lahir dari sektor industri dan untuk bidang teknologi informasi sebaiknya berfokus pada model SRIG-PS.

Sertifikasi pada model SRIG-PS berbeda dengan badan lain seperti IEEE. Sertifikasi pada model SRIG-PS adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sedangkan sertifikasi IEEE adalah suatu jaminan tertulis, yang merupakan suatu demonstrasi formal yang merupakan konfirmasi dan merupakan suatu sistem atau komponen dari suatu persyaratan tertentu dan diterima untuk keperluan operasi.

Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk:
• Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi,
• Membentuk standar kerja TI yang tinggi,
• Pengembangan profesional yang berkesinambungan.

Sedangkan bagi tenaga TI profesional tersebut:
• Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi, gaji),
• Perencanaan karir,
• Profesional development,
• Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.

Beberapa negara telah mengembangkan dan mempromosikan sistem sertifikasi yang khas bagi negara tersebut. Beberapa negara menerapkan dan membayar lisensi kepada sistem sertifikasi yang ada. Beberapa negara menggunakan tenaga ahli untuk melakukan ujian.

Dengan metode sertifikasi tersebut, maka seorang profesi akan ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan di Indonesia sertifikasi Internasional dipakai untuk perencanaan karir. Hal itu dikarenakan masih banyaknya profesi yang menduduki lebih dari satu pekerjaan. Contohnya seorang programer di suatu perusahaan juga mengolah database perusahaan tersebut. Hal ini bisa juga diartikan seorang pegawai menduduki dua jabatan sekaligus, yaitu programmer dan DBA.

Tingkat Kompetensi
Tingkat 1 dirancang bagi mereka yang menerapkan pengetahuan umum untuk mengatasi masalah umum lingkup yang terbatas dan atau berkontribusi tugas kelompok. Biasanya bekerja di bawah pengawasan langsung.

Tingkat 2 mencakup posisi tersebut memerlukan sedikit kemahiran untuk bekerja secara mandiri. Ini berlaku luas pengetahuan untuk standar dan tidak standar aplikasi teknis untuk memecahkan berbagai masalah dan mencapai tugas. Ini adalah posisi tingkat perjalanan.

Tingkat 3 memerlukan lebih dalam dan pengetahuan yang komprehensif dalam bidang mereka.Mereka bekerja secara independen dan dapat konsisten menyelesaikan pekerjaan yang paling rumit tugas atau masalah. Mereka dapat menggunakan komunikasi yang maju dan keterampilan kepemimpinan untuk mengkoordinasikan dan rencana proyek. Mereka dibedakan dari Tingkat 2 oleh seluas mungkin cakupan
kerja dan dampak dari keputusan mereka.

Adapun salah satu profesi di bidang IT yang akan dibahas adalah mengenai kompetensi profesi IT Support Officer.
Pengetahuan:
• Dasar perangkat keras. Memahami organisasi dan arsitektur komputer.
• Dasar-dasar telekomunikasi. Mengenal perangkat keras komunikasi data serta memahami prinsip kerjanya.

Kualifikasi:
1. D3 / S1 bidang Ilmu Komputer.
2. Mahir Windows System, Linux System, Networking, Troubleshooting
3. Mampu bekerja dalam individu/tim.
4. Memiliki motivasi kerja yang tinggi, energik, dan kreatif.
5. Ulet dan pekerja keras.
6. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
7. Menguasai bahasa pemrograman AS/400 atau IT product development dan networking komunikasi data atau metodologi pengembangan aplikasi (SDLC, waterfall) dan project management.

Tanggung Jawab:
1. Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.
2. Membeli hardware IT, software dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hal tersebut.
3. Instalasi, perawatan dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware & software Windows & Macintosh, peralatan termasuk printer, scanner, hard-drives external, dan lain-lain.
4. Korespondensi dengan penyedia jasa eksternal termasuk Internet Service Provider, penyedia jasa Email, hardware, dan software supplier, dan lain-lain.
5. Mengatur penawaran harga barang dan tanda terima dengan supplier untuk kebutuhan yang berhubungan dengan IT.
6. Menyediakan data atau informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan laporan department regular.


Kesimpulan:
Paparan di atas memberikan beberapa simpulan yang penting diperhatikan yaitu pentingnya sertifikasi dalam perkembangan karir khususnya dibidang IT, karena pada dasarnya semua aspek di era sekarang tidak dapat lepas dari pemanfaatan teknologi informasi. Tidak terkecuali aspek bisnis pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sekarang sudah mendarah daging. Selain itu kebutuhan sertifikasi yang diakui sercara internasional untuk pertumbuhan karir yang optimal juga harus diperhatikan oleh mahasiswa sekarang.

Selain itu perusahaan sering mengalami kesulitan dalam melakukan penerimaan pegawai baru yang terkait dengan bidang teknologi informasi ini. Berdasarkan pengalaman seperti ini, akhirnya lingkungan bisnis atau industri memilih untuk menggunakan sertifikasi profesional sebagai alat ukur untuk menerima pegawainya. Standar kompetensi dibutuhkan untuk memudahkan perusahaan atau institusi untuk menilai kemampuan (skill) calon pegawai atau pegawainya.

Sumber:
http://www.suaramerdeka.com/
http://www.hartartoanugerah.com/
http://www.anandri.net/
http://www.jimmimustafa.com/
http://www.sorayanadia.com/
http://www.geryrosadi.com/
http://msajijatikusumo.com/?p=43
http://pustaka.ictsleman.net/informatika/makalah/5_Jenis-jenis_Profesi_di_ti.pdf
http://ilmusandi.blogspot.com/2010/06/standar-kompetensi-profesi-di-bidang.html


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Etika dan Profesionalisme TSI




CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK SEORANG PENGACARA DI INDONESIA

Berikut ini adalah contoh kasus-kasus pelanggaran kode etik seorang pengacara beserta sanksi-sanksinya yang penulis temukan dari beberapa sumber, antara lain:
1.) Pada tahun 2002 Todung adalah salah seorang anggota Tim Bantuan Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH KKSK) mewakili Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) cq Menteri Keuangan cq Pemerintah RI untuk melakukan legal audit terhadap Salim Group yang memiliki antara lain Sugar Group Companies. Namun pada 2006, Todung malah menjadi kuasa hukum Salim Group dalam perkara Sugar Group di Lampung. Perbuatan Todung menjadi kuasa hukum Salim itu diadukan ke Dewan Kehormatan Peradi oleh Hotman Paris Hutapea, kuasa hukum Sugar Group. Atas kasus tersebut, Majelis Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) DKI Jakarta memberhentikan secara tetap Todung Mulya Lubis sebagai advokat karena terbukti telah melanggar Kode Etik Advokat Indonesia dan membayar biaya perkara sebesar Rp 3,5 juta.
(Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=199899)

2.) Kasus dugaan pelanggaran kode etik ini terkait sebuah kasus di Pengadilan Niaga Jakarta. Babbington Developments Limited mengajukan permohonan pembatalan perjanjian perdamaian antara PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan para krediturnya. Perjanjian perdamaian ini adalah tindaklanjut dari putusan Mahkamah Agung yang menyatakan Polysindo pailit. Pengadilan Niaga Jakarta akhirnya menolak permohonan pembatalan perjanjian perdamaian yang kemudian langsung dikasasi oleh Babbington. Dalam proses persidangan di Pengadilan Niaga, Polysindo memperoleh informasi bahwa kedudukan Babington di Hongkong ternyata palsu. Lalu, Sengketa ini pun merembet ke ranah pidana. Polysindo melalui Mehbob selaku kuasa hukum melaporkan Harry Ponto, kuasa hukum Babington, ke pihak Kepolisian karena dituding mengajukan bukti dokumen palsu. Harry yang juga Sekretaris Jenderal DPN Peradi berkelit. Ia beralasan ada salah ketik, seharusnya kedudukan Babington tertulis di British Virgin Island. Aksi lapor polisi disambut dengan aksi aduan dugaan pelanggaran kode etik ke Peradi. Benny Ponto dan Duma Siagian, rekan kerja Harry di kantor hukum Kailimang and Ponto, mengadukan Mehbob (Teradu I) ke Dewan Kehormatan Peradi DKI Jakarta. Selain itu, Oscar Sagita (Teradu II), Dakila E Pattipeilohy (Teradu III), Peter Kurniawan (Teradu IV), dan Lalu Bayu (Teradu V), semuanya dari kantor hukum Cakra and Co juga dijadikan Teradu. Majelis menjatuhkan sanksi berupa teguran tertulis atau sebagai peringatan keras kepada Terbanding I. Sementara, Terbanding II, III, IV, dan V dikenai sanksi teguran lisan atau sebagai peringatan ringan. Secara tanggung renteng, para terbanding juga diwajibkan membayar biaya perkara total sebesar Rp7 juta.
(Sumber: http://pahamjkt.multiply.com/journal/item/12/Melaporkan_Advokat_Lain_ke_Polisi_adalah_Pelanggaran_Kode_Etik)

3.) Berita di beberapa media massa di Bali (6/11/2009), di depan persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Denpasar salah satu saksi (I Nengah Mercadana) dalam perkara pembunuhan A.A. Prabangsa menyatakan bahwa saksi telah diarahkan oleh advokat untuk memberikan keterangan palsu. Tak tanggung-tanggung saksi berani menunjuk tangan ke arah Advokat bernama (I Made Suryadarma) yang disebut saksi sebagai Advokat yang mengarahkannya untuk memberi keterangan palsu. Dengan lugas saksi (I Nengah Mercadana) mengungkapkan cara dari Advokat (I Made Suryadarma) mengarahkannya untuk memberikan keterangan palsu. Walhasil, berbagai komponen hukum terutama dari kalangan profesi advokat mengecam perilaku dari advokat tersebut. Bahkan berbagai organisasi profesi jurnalis gerah dan mulai mengambil tindakan atas peristiwa yang dianggap sebagai pencederaan hukum di Indonesia.
(Sumber: http://alwalindonews.com/blog/2010/08/20/3/)

4.) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) segera mengumpulkan keterangan tentang kemungkinan pelanggaran kode etik advokat oleh Kantor Hukum `Ihza and Ihza`, kantor advokat yang mengurus pencairan uang Tommy Soeharto dari Bank Paribas, London. "Peradi sudah mengagendakan untuk meminta keterangan pada advokat di Ihza and Ihza," kata Sekretaris Jenderal Peradi, Harry Ponto dalam sebuah diskusi yang difasilitasi oleh Indonesian Coruption Watch (ICW) di Jakarta, Senin. Pemeriksaan itu, kata Ponto, terkait dengan penggunaan nama mantan Menteri Hukum dan Ham Yusril Ihza Mahendra dalam nama kantor hukum tersebut. Penggunaan nama orang yang bukan advokat pada sebuah kantor advokat adalah sebuah bentuk pelanggaran kode etik advokat, terutama pasal 3 ayat (1). Menurut Harry, apabila Dewan Kehomatan Peradi benar-benar menemukan pelanggaran kode etik, maka sejumlah advokat yang tergabung dalam kantor hukum `Ihza and Ihza` dapat dikenai hukuman. Hukuman yang dimaksud Harry bervariasi, mulai dari tingkat kesalahan yang dilakukan, mulai dari teguran lisan, teguran tertulis, pemberhentian sementara selama tiga hingga 12 bulan, serta pemberhentian sementara berupa pencabutan izin advokat.
(Sumber: http://www.antaranews.com/view/?i=1177327427&c=NAS&s=)

5.) Sebuah kasus pelanggaran KEAI diajukan oleh Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) kepada Dewan Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia (DKD PERADI) Jakarta. KASUM mengadukan M. Assegaf dan Wirawan Adnan yang tergabung dalam tim kuasa hukum Pollycarpus Budiharto atas dugaan pelanggaran KEAI. Keduanya dianggap telah melanggar ketentuan Pasal 7 huruf (e) KEAI. Ketentuan dalam Pasal 7 huruf (e) KEAI mengatur bahwa advokat tidak dibenarkan mengajari dan/atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara pidana. Dalam kasus ini, keduanya dianggap telah mempengaruhi saksi dengan mengirimkan surat klarifikasi kepada Badan Intelijen Negara (BIN). Selain itu, mundurnya kedua pengacara senior tersebut dari tim penasihat hukum Indra Setiawan juga dianggap melanggar kode etik. Kemudian setelah melakukan pemeriksaan atas aduan tersebut, berjalan selama kurang lebih 6 bulan, pada hari Jumat 14 Maret 2007 DKD PERADI menjatuhkan putusan. Dalam putusan tersebut, Majelis Kehormatan yang dipimpin oleh Alex R. Wangge ini menghukum M. Assegaf dan Wirawan Adnan dengan pemberian peringatan keras karena sifat pelanggarannya berat.
(Sumber:
http://yanuaradityap.blogspot.com/2010/05/makalah-etika-profesi-hukum.html)


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Etika dan Profesionalisme TSI




ETIKA PROFESI SEORANG PENGACARA DI INDONESIA (PROFESI FORMAL)

Pengacara atau yang biasa dikenal dengan istilah asingnya adalah Lawyer adalah orang yang yang melakukan pekerjaan jasa bantuan hukum termasuk konsultan hukum yang menjalankan pekerjaannya baik dilakukan di luar pengadilan dan atau di dalam pengadilan bagi klien. Seorang pengacara harus membela kasus dari orang lain baik orang itu benar atau salah. Pengacara harus membela klien mereka berdasarkan etika profesi tertera sebagai seorang pengacara. Adapun etika profesi pengacara tersebut adalah:
Kepribadian Seorang Pengacara
1. Seorang pengacara dalam melakukan pekerjaanya haruslah menjunjung tinggi hukum, kebenaran dan keadilan.
2. Pengacara haruslah bersedia memberi nasehat dan bantuan hukum kepada setiap orang yang memerlukannya tanpa membeda-bedakan kepercayaan, agama, suku, jenis kelamin, keturunan, kedudukan sosial dan keyakinan politiknya.
3. Seorang pengacara dalam melakukan pekerjaannya bekerja dengan bebas dan mendiri tanpa pengaruh atau dipengaruhi oleh siapapun.
Cara Dalam Menangani Suatu Perkara
1. Seorang pengacara bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapatnya yang dikemukakan dalam sidang pengadilan, dalam rangka pembelaan suatu perkara yang menjadi tanggung jawabnya, baik dalam sidang terbuka maupun sidang tertutup, yang diajukan secara lisan atau tertulis.
2. Seorang pengacara mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma (prodeo) bagi orang yang tidak mampu, baik dalam perkara perdata maupun dalam perkara pidana.
3. Dalam suatu perkara pidana yang sedang berjalam di pengadilan, seorang pengacara dapat menghubungi Hakim bersama-sama dengan Jaksa Penuntut Umum.
4. Jika diketahui seseorang mempunyai pengacara sebagai kuasa hukum lawan dalam suatu perkara tertentu, maka hubungan dengan orang tersebut mengenai perkara tertentu tersebut hanya dapat dilakukan melalui Advokat/Penasehat Hukum yang bersangkutan atau dengan seizinnya.
5. Seorang pengacara wajib menyampaikan pemberitahuan putusan pengadilan mengenai perkara yang ia kerjakan kepada kliennya pada waktunya.

Pelaksanaan Kode Etik Seorang Pengacara
Setiap orang yang menjalankan pekerjaannya sebagai seorang pengacara baik sebagai profesinya ataupun tidak, yang bertindak sebagai kuasa hukum mewakili kepentingan Pemerintah, non Pemerintah atau perorangan, wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik dan Ketentuan yang berlaku tentang pengacara.
Pengawasan atas pelaksanaan kode etik pengacara ini dilakukan oleh masing-masing Dewan Kehormatan dari organisasi profesi yakni “IKADIN”, “A.A.I.” dan “I.P.H.I.” dengan hak kewenangan memeriksa dan mengadili perkara-perkara pelanggaran kode etik berdasarkan berdasarkan hukum acara peradilan Dewan Kehormatan.

Tata Cara Pengaduan Pelanggaran Kode Etik Profesi
Pengaduan terhadap seseorang yang dianggap melanggar kode etik profesi, baik ia seorang pengacara sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (1), harus diadukan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya, di Cabang kepada Dewan Kehormatan Cabang dari organisasi profesi bersangkutan dan di Pusat kepada Dewan Kehormatan Pusat dari organisasi profesi bersangkutan.
Bilamana di suatu tempat tidak ada organisasi profesi bersangkutan, tidak ada/belum dibentuk organisasi tingkat Cabangnya, pengaduan disampaikan kepada Dewan Kehormatan Pusat dari induk organisasi profesinya di Pusat.
Materi pengaduan hanyalah yang mengenai pelanggaran kode etik profesi pengacara. Pengaduan dapat diajukan oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan ialah:
- Klien
- Teman sejawat
- Pejabat/pengusaha
- Anggota masyarakat
- Dewan Pimpinan Pusat
- Dewan Pimpinan Cabang

Sanksi-sanksi
Sanksi-sanksi atas pelanggaran kode etik profesi ini dapat dikenakan hukuman berupa:
a. Teguran;
b. Peringatan;
c. Peringatan keras;
d. Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu;
e. Pemberhentian selamanya;
f. Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.
Dengan pertimbangan atas berat dan ringannya sifat pelanggaran kode etik dapat dikenakan sanksi-sanksi dengan hukuman:
a.Berupa teguran atau berupa peringatan bilamana sifat pelanggarannya tidak berat;
b. Berupa peringatan keras bilamana sifat pelanggarannya berat atau karena mengulangi berbuat melanggar kode etik dan atau tidak mengindahkan sanksi teguran/peringatan yang diberikan;
c. Berupa pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat pelanggarannya berat, tidak mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik profesi atau bilamana setelah mendapatkan sanksi berupa peringatan keras masih mengulangi melalukan pelanggaran kode etik profesi.

Pendapat saya mengenai etika seorang pengacara di Indonesia:
Berdasarkan kode etik profesi tersebut maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa kode etik tersebut mungkin sebagian besar dipatuhi oleh para pengacara. Hal ini dikarenakan seorang pengacara haruslah menjunjung tinggi hukum, keadilan, dan kebenaran. Tetapi ada juga sebagian kecil dari profesi tersebut yang melanggar kode etik dari seorang pengacara.

Untuk melihat secara rinci kode etik profesi seorang pengacara yang telah ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) dapat di-download pada:
http://www.annisaputrirahmanto.com/a/kode_etik_advokat_Indonesia.pdf

Sumber:
http://www.tyazz.co.cc/2011/02/etika-profesi-dari-pengacara.html
http://www.reformasihukum.org/file/peraturan/kode_etik_advokat%5B1%5D.pdf


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Etika dan Profesionalisme TSI




ETIKA SEORANG TUKANG KORAN (PROFESI INFORMAL)

ETIKA adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Dalam hal ini saya mengambil obyek Tukang Koran adalah sebuah profesi non formal yang bukan merupakan sebuah jabatan. Mengapa dibilang bukan jabatan, karena sebuah jabatan mempunyai tingkatan/kasta-kasta, dimana orang yang mempunyai tingkatan atau jabatan tertinggi ia akan dihormati dan disegani.
Pada dasarnya di lapangan pedagang ada yang aktif dan ada yang pasif. Pedagang Koran aktif yaitu pedagang yang menjual korannya dengan berkeliling mencari pembeli. Sedangkan Pedagang Koran Pasif adalah pedagang yang menjual korannya di sebuah tempat dan kemudian mereka hanya menunggu pembeli datang.

Etika tukang koran secara umum:
- Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang diemban tukang koran banyak sekali seperti contoh: jika ada pemesanan koran, segera dilaksanakan pengiriman.
- Tidak Menipu
Biasanya tukang koran melakukan selling (penjualan) dengan membacakan beberapa berita-berita terkini yang mereka rangkum sedemikian rupa agar pembeli tertarik untuk membeli korannya. Dalam hal ini berita-berita yang ada, yang akan dijadikan bahan selling tersebut janganlah diada-adakan yang tidak ada, dan tidak boleh terlalu berlebih-lebihan dalam penyampaiannya.
- Menepati janji
Menepati janji termasuk tanggung jawab, hanya berbeda dalam segi waktu. Seperti contoh jika ada pelanggan yang memesan koran, dan minta diantarkan koran tersebut sebelum jam 7 pagi, maka tukang koran tersebut harus mengantarkan koran tersebut sebelum jam 7 pagi. Akibatnya jika kita tidak tepat waktu, pelanggan akan pindah berlangganan korannya. Karena seperti contoh pelanggan minta diantarkan koran jam 7 pagi karena ia berangkat kerja jam 7 lewat, sehingga apabila koran tersebut sampai maka apa yang terjadi, koran tersebut yang seharusnya bisa langsung dibawa ke kantornya kemudian dibaca, akan tetapi malah tidak efektif lagi kegunaannya.
- Murah Hati
Murah hati dalam arti jika ada keuntungan lebih, pelanggan yang kurang mampu dikhlaskan sesuai kemampuannya. Dan dengan murah hati seperti memberi senyum, menyapa pelanggan, maka hati merekapun akan berpihak.
- Tidak Melupakan akhirat
Senantiasa selalu mengingat akhirat, sehingga apa yang dilakukan senantiasa terkendali dari perbuatan yang menimbulkan dosa.

Tujuan dari menjaga etika profesi sebagai Tukang Koran diantaranya:
1. Menjunjung tinggi martabat sebagai Tukang Koran.
2. Meningkatkan pengabdian kepada pelanggan.
3. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggannya.
4. Menjadi profesi yang kuat dan tangguh, sehingga tidak dipandang sebelah mata atau diremehkan.
5. Menentukan baku standarnya sendiri, baik dari segi pelayanan, perilaku maupun manajemen.

Pendapat saya mengenai etika seorang Tukang Koran:
Menurut saya etika sebuah pekerjaan yang non formal (informal) seperti seorang tukang koran, sebagian besar berusaha untuk menerapkan etika-etika yang ada tersebut. Sebaliknya pelaksanaan dari penerapan etika-etika sebuah pekerjaan yang formal biasanya banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran terhadap kode etik yang telah ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan seseorang yang memiliki profesi informal lebih memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran etika yang sudah ada. Oleh sebab itu, seorang tukang koran lebih memilih untuk berusaha mengikuti etika yang sudah ada karena tidak ingin kehilangan jumlah pelanggannya yang akan mengakibatkan pengurangan jumlah pendapatan karena pendapatan seorang tukang koran yang bersifat non formal (informal) tidak memiliki pendapatan tetap seperti pekerjaan yang bersifat formal.

Sumber:
http://ianw.coolpage.biz/ringgo/tukangkoran.pdf


(Annisa Putri R. 4KA12)

Sabtu, 01 Januari 2011

Softskill Pengantar Telematika

TEKNOLOGI ROUTER DAN GATEWAY

Router adalah adalah komponen jaringan yang bertugas routing paket dari suatu jaringan ke jaringan lain. Atau dapat disebut juga sebagai sebuah mesin (bisa berupa komputer desktop ataupun sebuah alat khusus) yang digunakan untuk menyalurkan paket-paket yang dikirimkan oleh sebuah network ke network lain dengan melakukan suatu filtering terhadap paket-paket yang dikirim hanya pada protocol TCP/IP. Router pada sistem OSI berjalan pada Network layer. Sebuah network yang dihubungkan dengan sebuah router dianggap dua network yang berbeda sehingga tidak dapat berhubungan secara langsung. Routing dapat diimplementasikan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung bila paket dikirimkan dari dan dengan tujuan yang masih dalam satu jaringan. Misal dari A1 ke B1. Sedangkan routing tidak langsung yaitu dari A1 ke B2 yang harus melewati router 1 dan router 2. Router saat ini dapat berupa rangkaian tersendiri misalnya yang terkenal Cisco Router. Atau dapat berupa komputer yang tentu saja memiliki lebih dari satu ethernet card dapat menggunakan software seperti LRP (Linux Router Project).
Router beroperasi di dua bidang yang berbeda:
1) Panel Kontrol, dimana router belajar antarmuka yang paling tepat untuk meneruskan paket-paket khusus untuk tujuan tertentu,
2) Panel Forwarding, yang bertanggungjawab untuk proses sebenarnya mengirimkan paket yang diterima pada antarmuka logik untuk diteruskan ke sebuah antarmuka logik outbound.
Kelebihan dari Router:
- Router membatasi collision domain,
- Router dapat berfungsi pada LAN & WAN,
- Router dapat menghubungkan berbagai media dan arsitektur,
- Router dapat determine jalur terbaik / rute untuk data untuk mencapai tujuan,
- Router dapat menyaring siaran.

Kekurangan dari Router:
- Router lebih mahal daripada Hub, Bridge dan Switch,
- Router waork hanya dengan protokol routable,
- Routing update mengkonsumsi bandwidth,
- Meningkatkan latency karena tingkat lebih besar dari paket penyaringan.

Routing adalah sebuah proses pemilihan jalur atau rute yang akan dipergunakan router untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.

Gateway adalah komputer yang bertugas sebagai pengkonversi protokol antara tipe jaringan yang berbeda ataupun aplikasi yang berbeda. Contohnya gateway dapat mengkonversi paket TCP/IP ke paket IPX pada Netware demikian pula sebaliknya atau dari AppleTalk ke DECnet dari SNA ke AppleTalk dan lain sebagainya. Gateway sebagai pintu gerbang kita untuk ke dunia luar (internet), maka semua paket yang keluar dari jaringan intern kita akan melalui gateway ini. Karena gateway sebagai pintu gerbang, maka untuk melindungi jaringan didalamnya dari ancaman luar dapat dipasang firewall. Selain itu gateway kadang berfungsi sebagai proxy server.
Kelebihan Gateway:
- Menyediakan konektivitas yang lain mungkin mustahil,
- Memungkinkan perluasan pilihan untuk penawaran yang kompetitif,
- Menyediakan titik isolasi antara dua sistem sangat independen,
- Memungkinkan interkoneksi sistem warisan dengan produk yang lebih baru.

Kekurangan Gateway:
- Terbatas kapasitas dan upgrade,
- Kemampuan terbatas untuk menerjemahkan konsep-konsep yang berbeda,
- Konfigurasi dan pemrograman perangkat melalui gateway umumnya tidak mungkin,
- Kegagalan mengakibatkan hilangnya komunikasi antara semua perangkat pada sisi berlawanan dari pintu gerbang,
- Mungkin waktu keterlambatan atau kembali data-cache yang sudah tua,
- Lebih sulit untuk memecahkan masalah.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika

MANFAAT MIDDLEWARE PADA SISTEM INFORMATIKA

Middleware merupakan software yang berfungsi sebagai lapisan konversi atau penerjemah. Selain itu middleware juga sebagai Consolidator dan Integrator. Middleware saat ini dikembangkan untuk memungkinkan satu aplikasi berkomunikasi dengan lainnya walaupun berjalan pada platform yang berbeda.
Middleware adalah S/W penghubung yang berisi sekumpulan layanan yang memungkinkan beberapa proses dapat berjalan pada satu atau lebih mesin untuk saling berinteraksi pada suatu jaringan. Middleware sangat dibutuhkan untuk bermigrasi dari aplikasi mainframe ke aplikasi client/server dan juga untuk menyediakan komunikasi antar platform yang berbeda.
Middleware yang paling banyak dipublikasikan:
- Open Software Foundation's Distributed Computing Environment (DCE),
- Object Management Group's Common Object Request Broker Architecture (CORBA),
- Microsoft's COM/DCOM (Component Object Model).

Arsitektur middleware merupakan sekumpulan S/W terdistribusi yang menempati lapisan antara aplikasi dan sistem operasi serta layanan jaringan di suatu node pada jaringan komputer.
Layanan middleware menyediakan kumpulan fungsi API (Application Programming Interfaces) yang lebih tinggi daripada API yang disediakan sistem operasi dan layanan jaringan yang memungkinkan suatu aplikasi dapat:
- Mengalokasikan suatu layanan secara transparan pada jaringan,
- Menyediakan interaksi dengan aplikasi atau layanan lain,
- Tidak tergantung dari layanan jaringan,
- Handal dan mampu memberikan suatu layanan,
- Diperluas (dikembangkan) kapasitasnya tanpa kehilangan fungsinya.

Messaging Middleware merupakan antarmuka dan transportasi antar aplikasi. Menyimpan data dalam suatu antrian message jika mesin tujuan sedang mati atau overloaded. Mungkin berisi business logic yang merutekan message ke tujuan sebenarnya dan memformat ulang data lebih tepat. Sama seperti sistem messaging email, kecuali messaging middleware digunakan untuk mengirim data antar aplikasi.

Middleware basis data data menyediakan antarmuka antara sebuah query dengan beberapa database yang terdistribusi. Menggunakan, baik arsitektur hub and spoke atau arsitektur terdistribusi, memungkinkan data untuk digabungkan dari beberapa sumber data yang berbeda atau terpisah.

Tujuan utama layanan middleware adalah untuk membantu memecahkan interkoneksi beberapa aplikasi dan masalah interoperabilitas. Bagaimana pun juga middleware bukanlah “obat mujarab”:
- Ada jarak antara prinsip dan praktek. Beberapa middleware membuat suatu aplikasi tergantung pada suatu produk tertentu,
- Sedikitnya jumlah middleware menjadikan rintangan tersendiri. Untuk menjaga lingkungan komputasi mudah diatur, pengembang biasanya memilih sejumlah kecil layanan yang memenuhi kebutuhan mereka,
- Selama layanan middleware masih memunculkan abtraksi pemrograman terdistrbusi, middleware masih akan memberikan bagi si pengembang suatu pilihan rancangan aplikasi yang cukup sulit. Contoh: pengembang masih harus menentukan layanan atau fungsi apa yang harus diletakkan pada client ataupun server.

Ada tiga tipe layanan middleware yaitu:
1) Layanan Sistem Terdistribusi:
a. Komunikasi kritis, program-to-program, dan layanan manajemen data,
b. RPC, MOM (Message Oriented Middleware) dan ORB.
2) Layanan Application:
a. Akses ke layanan terdistribusi dan jaringan,
b. Yang termasuk: TP (Transaction Processing) monitor dan layanan database, seperti Structured Query Language (SQL).
3) Layanan Manajemen Middleware: memungkinkan aplikasi dan fungsi dimonitor secara terus menerus untuk menyakinkan unjuk kerja yang optimal pada lingkungan terdistribusi.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Senin, 22 November 2010

Softskill Pengantar Telematika

TEKNOLOGI VIRTUAL MACHINE

Virtual machine (VM) adalah suatu environment, biasanya sebuah program atau sistem operasi, yang tidak ada secara fisik tetapi dijalankan dalam environment lain. Dalam konteks ini, VM disebut “guest” sementara environment yang menjalankannya disebut “host”. Ide dasar dari virtual machine adalah mengabtraksi perangkat keras dari satu komputer (CPU, memori, disk, dst) ke beberapa environment eksekusi, sehingga menciptakan illusi bahwa masing-masing environment menjalankan komputernya (terpisah) sendiri. VM muncul karena pada satu komputer. Virtual Machine (VM) sendiri mulai dikenalkan oleh IBM ketika meluncurkan sistem operasi mainframenya pada tahun 1965-an. Diperkenalkan untuk sistem S/370 dan S/390 dan disebut sebagai sistem operasi VM/ESA (Enterprise System Architecture). Contoh Virtual Machine: Vmware, Xen VMM , Java VM.





Teknologi virtual machine memiliki banyak kegunaan seperti memungkinkan konsolidasi perangkat keras, memudahkan recovery sistem, dan menjalankan perangkat lunak terdahulu. Salah satu penerapan penting dari teknologi VM adalah integrasi lintas platform. Beberapa penerapan lainnya yang penting adalah:
1) Konsolidasi server. Jika beberapa server menjalankan aplikasi yang hanya memakan sedikit sumberdaya, VM dapat digunakan untuk menggabungkan aplikasi-aplikasi tersebut sehingga berjalan pada satu server saja, walaupun aplikasi tersebut memerlukan sistem operasi yang berbeda-beda.
2) Otomasi dan konsolidasi lingkungan pengembangan dan testing. Setiap VM dapat berperan sebagai lingkungan yang berbeda, ini memudahkan pengembang sehingga tidak perlu menyediakan lingkungan tersebut secara fisik.
3) Menjalankan perangkat lunak terdahulu. Sistem operasi dan perangkat lunak terdahulu dapat dijalankan pada sistem yang lebih baru.
4) Memudahkan recovery sistem. Solusi virtualisasi dapat dipakai untuk rencana recovery sistem yang memerlukan portabilitas dan fleksibilitas antar platform.
5) Demonstrasi perangkat lunak. Dengan teknologi VM, sistem operasi yang bersih dan konfigurasinya dapat disediakan secara cepat.
Kelebihan Virtual Machine (VM) antara lain:
1) Hal keamanan. VM memiliki perlindungan yang lengkap pada berbagai sistem sumberdaya, yaitu dengan meniadakan pembagian sumberdaya secara langsung, sehingga tidak ada masalah proteksi dalam VM. Sistem VM adalah kendaraan yang sempurna untuk penelitian dan pengembangan sistem operasi. Dengan VM, jika terdapat suatu perubahan pada satu bagian dari mesin, maka dijamin tidak akan mengubah komponen lainnya.
2) Memungkinkan untuk mendefinisikan suatu jaringan dari Virtual Machine (VM). Tiap-tiap bagian mengirim informasi melalui jaringan komunikasi virtual. Sekali lagi, jaringan dimodelkan setelah komunikasi fisik jaringan diimplementasikan pada perangkat lunak. Beberapa kesulitan utama dari konsep VM, diantaranya adalah:
1) Sistem penyimpanan. Sebagai contoh kesulitan dalam sistem penyimpanan adalah sebagai berikut: Andaikan kita mempunyai suatu mesin yang memiliki 3 disk drive namun ingin mendukung 7 VM. Keadaan ini jelas tidak memungkinkan bagi kita untuk dapat mengalokasikan setiap disk drive untuk tiap VM, karena perangkat lunak untuk mesin virtual sendiri akan membutuhkan ruang disk secara substansial untuk menyediakan memori virtual dan spooling. Solusinya adalah dengan menyediakan disk virtual atau yang dikenal pula dengan minidisk, dimana ukuran daya penyimpanannya identik dengan ukuran sebenarnya. Dengan demikian, pendekatan VM juga menyediakan sebuah antarmuka yang identik dengan perangkat keras yang mendasari.
2) Pengimplementasian sulit. Meski konsep VM cukup baik, namun VM sulit diimplementasikan.

Jenis-jenis dari VM adalah:
1) VM sistem dimana sebuah VM dapat menjalankan sebuah sistem operasinya sendiri.
2) VM proses dimana VM hanya menjalankan sebuah proses saja.
Kemudian VM juga dibagi berdasarkan tingkat virtualisasinya:
1) Virtualisasi penuh yang mensimulasikan seluruh fitur perangkat keras sehingga memungkinkan perangkat lunak berjalan pada VM tanpa modifikasi.
2) Virtualisasi paruh, dimana tidak semua fitur perangkat keras disimulasikan.
3) Virtualisasi asli, yang mana merupakan virtualisasi penuh yang digabungkan dengan bantuan perangkat keras yang mendukung virtualisasi.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika


TEKNOLOGI TOUCHSCREEN

Teknologi touchscreen terus berkembang dari waktu ke waktu. Jika dulu teknologi ini dipatentkan oleh pihak-pihak tertentu, pada sekitar tahun 1980-an hak paten tersebut telah berakhir dan teknologi ini menjadi milik umum yang bebas dikembangkan. Maka dari itu, teknologi ini cukup banyak berkembang untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Saat ini touchscreen tidak hanya digunakan pada perangkat komputer saja. Mobil, motor, telepon genggam, PDA, konsol game, mesin-mesin berat, pesawat terbang, dan banyak lagi perangkat yang dilengkapi oleh touchscreen saat ini.
Berikut ini adalah beberapa teknologi touchscreen yang masing-masing memiliki fungsi dan kegunaannya tersendiri dalam aplikasinya:
1) Resistive Touchscreen: Touchscreen yang termasuk dalam jenis ini adalah touchscreen yang layarnya dilapisi oleh sebuah lapisan tipis berwarna metalik yang bersifat konduktif dan resistif terhadap sinyal-sinyal listrik. Maksud dari lapisan yang bersifat konduktif adalah lapisan yang bersifat mudah menghantarkan sinyal listrik, sedangkan lapisan resistif adalah lapisan yang menahan arus listrik. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sebuah bintik-bintik transparan pemisah, jadi lapisan ini pasti terpisah satu sama lain dalam keadaan normal. Pada lapisan konduktif tersebut juga mengalir arus listrik yang bertugas sebagai arus referensi.
Ketika terjadi sentuhan kedua lapisan ini akan dipaksa untuk saling berkontak langsung secara fisik. Karena adanya kontak antara lapisan konduktif dan resistif maka akan terjadi gangguan pada arus listrik referensi tersebut. Efek dari gangguan ini pada lapisan konduktif adalah akan terjadi perubahan arus-arus listriknya sebagai reaksi dari sebuah kejadian sentuhan. Perubahan nilai arus referensi ini kemudian dilaporkan ke controllernya untuk diproses lebih lanjut lagi.
Informasi sentuhan tadi diolah secara matematis oleh controller sehingga menghasilkan sebuah koordinat dan posisi yang akurat dari sentuhan tersebut. Kemudian informasi ini diintegrasikan dengan program lain sehingga menjadi aplikasi yang mudah digunakan. Touchscreen monitor yang dirancang dengan menggunakan media jenis ini secara umum cukup nyaman digunakan, namun ada juga kekurangan dari teknologi ini. Layar yang dihasilkan oleh teknologi ini hanya memiliki tingkat kejernihan gambar sebesar 75% saja, sehingga monitor akan tampak kurang jernih.
Kelemahan yang lainnya monitor dengan teknologi touchscreen ini sangat rentan dan lemah terhadap sentuhan benda-benda yang agak tajam, sehingga penggunanya harus diekstra hati-hati. Teknologi ini tidak akan terpengaruh oleh elemen-elemen lain di luar seperti misalnya debu atau air, namun touchscreen ini akan merespon semua sentuhan yang mengenainya, baik itu menggunakan jari tangan langsung maupun menggunakan benda lain seperti stylus. Sangat cocok digunakan untuk keperluan di dalam dunia industri seperti di pabrik, laboratorium, dan banyak lagi.
2) Surface Wave Touchscreen: Teknologi touchscreen yang satu ini memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi kejadian di permukaan layarnya. Di dalam monitor touchscreen ini terdapat dua tranduser, pengirim dan penerima sinyal ultrasonik. Selain itu dilengkapi juga dengan sebuah reflektor yang berfungsi sebagai pencegah agar gelombang ultrasonic tetap berada pada area layar monitor. Kedua tranduser ini dipasang dalam keempat sisi, dua vertikal dan dua horizontal. Ketika panel touchscreen-nya tersentuh, ada bagian dari gelombang tersebut yang diserap oleh sentuhan tersebut, misalnya terhalang oleh tangan, stylus, tuts, dan banyak lagi. Sentuhan tadi telah membuat perubahan dalam bentuk gelombang yang dipancarkan.
Perubahan gelombang ultrasonik yang terjadi kemudian diterima oleh receiver dan diterjemahkan ke dalam bentuk pulsa-pulsa listrik. Selanjutnya informasi sentuhan tadi berubah menjadi sebentuk data yang akan diteruskan ke controller untuk diproses lebih lanjut.
Data yang dihasilkan dari sentuhan ini tentunya adalah data mengenai posisi tangan Anda yang menyentuh sinyal ultrasonik tersebut. Jika ini dilakukan secara kontinyu dan terdapat banyak sekali sensor gelombang ultrasonic pada media yang disentuhnya, maka jadilah sebuah perangkat touchscreen yang dapat Anda gunakan.
Touchscreen jenis ini diklaim sebagai jenis touchscreen yang paling canggih dan memiliki banyak keunggulan daripada kedua jenis touchscreen lainnya. Karena tidak menggunakan bahan pelapis metalik melainkan sebuah lapisan kaca, maka tampilan dari layar touchscreen jenis ini mampu meneruskan cahaya hingga 90 persen, sehingga lebih jernih dan terang dibandingkan dengan Resistive touchscreen. Tanpa adanya lapisan sensor juga membuat touchscreen jenis ini menjadi lebih kuat dan tahan lama karena tidak akan ada lapisan yang dapat rusak atau haus ketika disentuh, tidak ada lapisan yang akan rusak ketika terkena air, minyak, debu, dan banyak lagi.
Namun touchscreen ini juga bukannya tanpa kelemahan. Meskipun secara fisik kebal terhadap gangguan elemen-elemen luar, kinerja dari touchscreen ini dapat diganggu oleh elemen-elemen seperti debu, air, dan benda-benda padat lainnya. Sedikit saja terdapat debu atau benda lain yang menempel di atasnya maka touchsreen dapat mendeteksinya sebagai suatu sentuhan. Sensor-sensor ultrasonicnya akan langsung bekerja dengan baik. Maka itu touchscreen jenis ini harus dijaga dengan ekstra hati-hati. Touchscreen jenis ini sangat cocok digunakan pada ruangan training komputer, keperluan dalam ruangan untuk menampilkan informasi dengan sangat jernih dan tajam, presentasi dalam ruangan, dan banyak lagi.
3) Capasitive Touchscreen: Touchscreen jenis ini memiliki cara kerja yang cukup rumit, namun sangat andal dalam ketahanan dan kejernihannya. Capasitive touchscreen memiliki sebuah lapisan pembungkus yang merupakan kunci dari cara kerjanya, yaitu pembungkus yang bersifat capasitive pada seluruh permukaannya. Panel touchscreen ini dilengkapi dengan sebuah lapisan pembungkus berbahan indium tinoxide yang dapat meneruskan arus listrik secara kontiniu untuk kemudian ditujukan ke sensornya.
Lapisan ini dapat memanfaatkan sifat capacitive dari tangan atau tubuh manusia, maka dari itu lapisan ini dipekerjakan sebagai sensor sentuhan dalam touchscreen jenis ini. Ketika lapisan berada dalam status normal (tanpa ada sentuhan tangan), sensor akan mengingat sebuah nilai arus listrik yang dijadikan referensi. Ketika jari tangan Anda menyentuh permukaan lapisan ini, maka nilai referensi tersebut berubah karena ada arus-arus listrik yang berubah yang masuk ke sensor. Informasi dari kejadian ini yang berupa arus listrik akan diterima oleh sensor yang akan diteruskan ke sebuah controller. Controller ini berfungsi untuk meneruskan informasi tersebut ke mesin pengalkulasi posisi dari gangguan atau sentuhan tersebut. Proses kalkulasi posisi akan dimulai di sini.
Kalkulasi ini menggunakan posisi dari ke empat titik sudur pada panel touchscreen sebagai referensinya. Ketika hasil perhitungannya didapat, maka koordinat dan posisi dari sentuhan tadi dapat di ketahui dengan baik. Akhirnya informasi dari posisi tersebut akan diintegrasikan dengan program lain untuk menjalankan sebuah aplikasi.
Capasitive touchscreen sangat berbeda dengan kedua jenis touchscreen sebelumnya. Touchscreen jenis ini baru dapat bekerja jika sentuhan-sentuhan yang ditujukan kepadanya berasal dari benda yang bersifat konduktif seperti misalnya jari-jari Anda. Tidak seperti Resistive atau Surface wave yang dapat disentuh dengan jari tangan ataupun stylus, touchscreen ini hanya dapat dioperasikan dengan jari saja. Tetapi dengan adanya sifat seperti ini, maka touchscreen ini tidak mudah terpengaruh oleh gangguan dari benda-benda lain di atasnya seperti misalnya debu atau air.
Tampilan layarnya pun sangat jernih daripada jenis Resistive touchscreen sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam berbagai keperluan interaksi dalam publik umum seperti misalnya di restoran, kios elektronik, lokasi Point Of Sales, dan banyak lagi.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika

PENGERTIAN WEB SERVICES

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan pendekatan N-Tier lainnya adalah dari segi infrastruktur dan dokumen yang digunakan sebagai format pertukaran data. Dalam implementasinya, Web Services tidak mempunyai tampilan, karena Web Services termasuk dalam Business-Service tier. Artinya didalam Web Services hanya tersedia fungsi-fungsi yang nantinya dapat digunakan oleh aplikasi lainnya.
Salah satu kelebihan yang ditawarkan oleh Web Service adalah terutama terletak pada interoperabilitas tinggi dan penggunaannya yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun selama mesin kita terhubung oleh jaringan internet salah satunya. Web Services dapat diakses melalui protokol terbuka yang memanfaatkan Web melalui Simple Object Access Protocol (SOAP) dengan bahasa Web Services Description Language (WSDL) dan teregistrasi dalam Universal Discovery Description and Integration (UDDI).
* Web Services menggunakan protokol http sebagai komunikasi data, sehingga setiap organisasi/institusi/lembaga yang ingin menggunakan sistem ini tidak perlu lagi untuk membangun jaringan pribadi antara pusat dengan para agent,
* Web Services menggunakan XML sebagai format dokumen dalam melakukan pertukaran datanya. Karena XML merupakan suatu format dokumen yang berbasis teks, maka Web Services memungkinkan berlangsungnya komunikasi antar aplikasi yang berbeda dengan platform yang berbeda pula dan dapat menghemat waktu dalam komunikasi antara aplikasi dengan service penyedia.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Web Services setiap organisasi/lembaga/institusi yang ingin menerapkan sistim ini tidak perlu lagi untuk membangun jaringan pribadi yang membutuhkan biaya yang sangat besar. Disamping itu Web Services tidak bergantung kepada satu platform dan satu device saja.
Bagian-bagian Web Service (Web Service Dumpstack) yang mendeskripsikan task-task yang akan terjadi pada proses berjalannya web service, dimana task-task tersebut antara lain: Wire Protocols, Description, Discovery.
* Wire Protocols. Aturan utama: menyediakan standard, channel komunikasi flexible Aturan tambahan: menyediakan standard, representasi wire-level data yang flexible Keuntungan: interoperabilitas pada level terendah,
* Deskripsi. Aturan utama: menyediakan standard, jalan untuk menjabarkan apa dan bagaimana web service melakukan yang harus dilakukan dengan fleksibel. Keuntungan: interoperabilitas.
Teknologi web service sudah banyak digunakan dalam pengembangan aplikasi berskala besar (enterprise). Dengan penggunaan XML sebagai format data yang ditransmisikan pada teknologi web service ini. Selain itu, web service juga dapat digunakan oleh banyak client, antara lain J2ME.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika

PENERAPAN GRID COMPUTING

Menurut definisi, Grid Computing atau Komputasi Grid merupakan salah satu dari tipe Komputasi Paralel, adalah penggunaan sumberdaya yang melibatkan banyak komputer terpisah secara geografis namun tersambung via jalur komunikasi (termasuk internet) untuk memecahkan persoalan komputasi skala besar. Semakin cepat jalur komunikasi terbuka, maka peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari sumber-sumber komputasi yang terpisah menjadi semakin meningkat. Dengan demikian, skala komputasi terdistribusi dapat ditingkatkan secara geografis lebih jauh lagi, melintasi batas-batas domain administrasi yang ada.




Dalam buku The Grid: Blue Print for a new computing infrastructure dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan komputasi grid adalah infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama dan tidak mahal terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.
"A computational grid is a hardware and software infrastructure that provides dependable, consistent, pervasive, and inexpensive access to high-end computational capabilities."
Seandainya kelak dikemudian hari teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi paradigma komputasi grid ini sudah mapan, peluang akan semakin terbuka bagi kerjasama lintas organisasi, lintas benua dan lintas bangsa. Akan terbuka peluang bagi peneliti di Indonesia yang ingin melakukan komputasi yang sangat rumit, dengan menggunakan supercomputer tercepat di dunia, tanpa harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang teknologi informasi.
Ide awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan.
Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid computing saat ini. Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di berbagai bidang serta adanya sumber daya komputasi yang tersebar. Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel.
Dalam tulisan What is the Grid? A Three Point Checklist oleh Ian Foster (bapak dari Komputasi Grid) ada check-list yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu:
1) Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumberdaya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid,
2) Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumberdaya. Misalnya TCP/IP,
3) Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.
Beberapa konsep dasar dari Komputasi Grid:
* Sumberdaya dikelola dan dikendalikan secara lokal,
* Sumberdaya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup sumberdaya komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda, Sistem storage berbeda pada node berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid,
* Sifat alami dinamis: sumberdaya dan pengguna dapat sering berubah,
* Lingkungan kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet).
Tiga hal yang di-sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource, Network dan Proses. kegunaan/layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high throughput computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang memerlukan banyak resource komputer.
Secara generik, keuntungan dasar dari penerapan komputasi Grid, yaitu:
* Perkalian dari sumberdaya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle,
* Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah dapat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas,
* Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, Akses terhadap model dan perangkat berbeda, Metodologi penelitian yang lebih baik,
* Data: Akses terhadap sumber data global, dan hasil penelitian lebih baik.
Indonesia sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid). Sistem komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan sampai saat ini. InGrid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan seperti Badan Meteorologi dan Geofisika.





(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika


CLOUD COMPUTING

Sekarang konsep teknologi informasi Cloud Computing sedang hangat dibicarakan. Istilah Cloud Computing mungkin belum banyak didengar, karena memang masih baru. Namun, perkembangannya sangat luar biasa. Disebut-sebut teknologi Could Computing dapat menghilangkan permasalahan yang dijelaskan diatas. Perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun sekarang mencurahkan perhatiannya ke sana. Apa sebenarnya cloud computing itu? Komputasi awan merupakan istilah bagi dunia TI yang sistemnya hanya disewa. Maksudnya, dalam menerapkan teknologi ini, pelanggan diharuskan untuk menyewa beberapa komponen kerja di TI, seperti server penyimpanan data hingga data center. Melihat dari tren ini kita dapat memprediksi masa depan, standard teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud service. Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap awan ini. Tentu saja masing-masing mengeluarkan jurusnya sendiri-sendiri.
Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk mensupport business process, Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud). Cloud computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi‘) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’). Cloud /awan merupakan metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya adalah suatu moda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa pengetahuan tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut jurnal yang dipublikasikan IEEE, Internet Computing/Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
“Cloud Computing” secara sederhana adalah “layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet”. Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara sharing yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Ide awal dari cloud computing bisa ditarik ke tahun 1960-an, saat John McCarthy, pakar komputasi MIT yang dikenal juga sebagai salah satu pionir intelejensia buatan, menyampaikan visi bahwa “suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti halnya listrik dan telepon”. Namun baru di tahun 1995 lah, Larry Ellison, pendiri Oracle , memunculkan ide “Network Computing” sebagai kampanye untuk menggugat dominasi Microsoft yang saat itu merajai desktop computing dengan Windows 95-nya. Larry Ellison menawarkan ide bahwa sebetulnya user tidak memerlukan berbagai software, mulai dari Sistem Operasi dan berbagai software lain, dijejalkan ke dalam PC Desktop mereka. PC Desktop bisa digantikan oleh sebuah terminal yang langsung terhubung dengan sebuah server yang menyediakan environment yang berisi berbagai kebutuhan software yang siap diakses oleh pengguna.
Ide “Network Computing” ini sempat menghangat dengan munculnya beberapa pabrikan seperti Sun Microsystem dan Novell Netware yang menawarkan Network Computing client sebagai pengganti desktop. Namun akhirnya, gaung Network Computing ini lenyap dengan sendirinya, terutama disebabkan kualitas jaringan komputer yang saat itu masih belum memadai, sehingga akses Network Computing ini menjadi sangat lambat, sehingga orang-orang akhirnya kembali memilih kenyamanan PC Desktop, seiring dengan semakin murahnya harga PC. Tonggak selanjutnya adalah kehadiran konsep ASP (Application Service Provider) di akhir era 90-an. Seiring dengan semakin meningkatnya kualitas jaringan komputer, memungkinkan akses aplikasi menjadi lebih cepat. Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh sejumlah pemilik data center untuk menawarkan fasilitasnya sebagai tempat ‘hosting’ aplikasi yang dapat diakses oleh pelanggan melalui jaringan komputer. Dengan demikian pelanggan tidak perlu investasi di perangkat data center. Hanya saja ASP ini masih bersifat “privat”, di mana layanan hanya dikastemisasi khusus untuk satu pelanggan tertentu, sementara aplikasi yang di sediakan waktu itu umumnya masih bersifat client-server. Kehadiran berbagai teknik baru dalam pengembangan perangkat lunak di awal abad 21, terutama di area pemrograman berbasis web diserpeningkatan kapasitas jaringan internet, telah menjadikan situs-situs internet bukan lagi berisi sekedar informasi statik. Tapi sudah mulai mengarah ke aplikasi bisnis yang lebih kompleks.
Walaupun di luar negeri perebutan kapling awan ini begitu ingar-bingar, tidak demikian dengan di tanah air Indonesia tercinta ini. Pemain yang benar-benar mencoba masuk di area ini masih sangat sedikit. Salah satu yang cukup serius bermain di area ini adalah PT Telkom, yang setidaknya saat ini sudah menawarkan dua layanan aplikasi berbasis Software as a Service. Salah satunya melalui anak usahanya, Sigma Cipta Caraka, yang menawarkan layanan aplikasi core banking bagi bank kecil-menengah. Kemudian bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mitra bisnisnya, PT Codephile, Telkom menawarkan layanan e-Office on Demand untuk kebutuhan kolaborasi/korespondensi di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Sepinya sambutan dunia teknologi informasi dalam negeri terhadap Cloud Computing ini, mungkin disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
1. Penetrasi infrastruktur internet yang bisa dibilang masih terbatas, bandwith masih terbatas;
2. Tingkat kematangan pengguna internet, yang masih menjadikan media internet utamanya sebagai media hiburan atau sosialisasi;
3. Tingginya investasi yang dibutuhkan menyediakan layanan cloud ini, karena harus merupakan kombinasi antara infrastruktur jaringan, hardware dan software sekaligus.
Sehingga saat gelombang besar Cloud Computing ini sampai di sini, tidak hanya pemain asing besar saja yang akan menangguk keuntungan. Tentu saja peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator sangat diperlukan di sini.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika


MASA DEPAN CLIENT SERVER

Client-server computing adalah suatu pendekatan bagi penggunaan jaringan komputer yang didasarkan pada konsep bahwa sebagian fungsi paling baik ditangani secara lokal dan sebagian paling baik ditangani secara terpusat. Terlihat bahwa client-server merupakan campuran antar timesharing yang terpusat dan distributed processing yang menekankan pemrosesan lokal. Client server dapat mencakup WAN tetapi konfigurasi dasarnya terdiri dari satu atau beberapa LAN.
Pada jaringan client-server yang umum, pemrosesan aplikasi dibagi atas beberapa client dan satu atau beberapa server. Client adalah pemakai yang mengakses jaringan melalui komputer desktop. Server dapat berupa komputer jenis apapun yang menyediakan fungsi pengendalian bagi jaringan komputer.
Jika jaringan client-server diterapkan dengan konfigurasi yang canggih, sistem apapun dalam jaringan dapat mengakses dan menggunakan sistem lain yang tersedia. Dengan cara ini kapasitas yang tidak digunakan dari suatu desktop dapat digunakan oleh desktop lain yang berada dalam jaringan. Atau pekerja dapat diturunkan (downloaded) ke desktop dari server.
Perhatian pada client-server computing saat ini merupakan hasil dari berbagai daya teknologi, ekonomi dan organisasi yang bekerjasama. Daya teknologi mencakup kemajuan dalam perkembangan komputer mikro dan teknologi transmisi data, sistem manajemen database yang disesuaikan untuk penggunaan jaringan. Daya ekonomi diterapkan pada penggunaan sumberdaya informasi yang efisien. Daya organisasi ditimbulkan oleh end-user computing.
Pada lingkungan client-server, spesialis informasi berfokus pada aplikasi-aplikasi utama yang berjalan di server, dan pemakai pengembangan aplikasi yang berjalan di desktop mereka. Agar manfaat client-server bermanfaat sepenuhnya, aplikasi harus dikembangkan secara khusus untuk berjalan dalam lingkungan ini.
Saat ini hampir semua perusahaan besar, sedang dalam proses mengubah aplikasi mereka dari mainframe ke lingkungan client-server, namun para CIO mendekati perubahan itu dengan berhati-hati karena mereka menyadari bahwa biaya-biaya sebenarnya dari client-server belum sepenuhnya dipahami. Walau client-server tidak diragukan lagi merupakan gelombang masa depan, pendekatan ini tidak diharapkan menjauhi mainframe.


(Annisa Putri R. 4KA12)

Minggu, 10 Oktober 2010

Softskill Pengantar Telematika

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEMATIKA

Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi “bahan bakar” bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan Soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses-proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.
Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televisi, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan teknologi telematika, penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
1. Masa Pra-Satelit, meliputi:
*Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan didorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.
Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio–radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia, termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.

*Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9x11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.
Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televisi. Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.

2. Masa Satelit, meliputi:
*Satelit Domestik Palapa
Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.
Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.
Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.

Dampak Setelah Adanya Satelit Palapa:
Dengan semakin bergantungnya Indonesia pada teknologi satelit, muncullah sejumlah perusahaan yang bergerak dalam produksi perlengkapan terkait, seperti RFC (milik Iskandar Alisjahbana), LEN (milik Kayatmo), PT. INTI. Setelah periode itu, aspek bisnis di dunia telekomunikasi mencuat. Inovasi lebih banyak terjadi pada penyediaan layanan, sementara pengembangan teknologi untuk komponen berkurang.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di tahun 1988 membuat kebutuhan telekomunikasi melonjak secara drastis. Untuk memenuhi kebutuhan telepon yang melonjak, disadari pemerintah perlunya perubahan regulasi, yang kemudian membuahkan UU no. 3 tahun 1989 tentang pengertian telekomunikasi yang diperluas hingga mencakup alat pengiriman data seperti facsimile dan telex, dan lain-lainnya.
Sebelum lahirnya UU ini, Telkom dan Indosat disebut sebagai badan penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan seluruh jejaring dan layanan jasa. Dampak positif dari berlakunya UU tersebut adalah mulai masuknya pihak-pihak swasta dengan modal yang besar, walaupun dalam skala usaha yang terbatas.
Mereka datang dengan membawa teknologi baru, tenaga ahli, manajemen yang baru. Ini semua kemudian menciptakan iklim usaha yang baru dalam penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Dengan terlibatnya pihak asing dalam pengadaan dana, teknologi dan menejemen, perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi sekitar tahun 1990-an dan dampaknya terlihat mulai tahun 1991 khususnya terlihat jelas bahwa jangkauan telekomunikasi di Indonesia menjadi bertambah luas.
Perkembangan teknologipun berkembang pesat, mulai dari pesawat telepon manual ke otomatis, dan dari analog menjadi digital. Pada gilirannya perkembangan ini menuntut adanya pengaturan infrastruktur dan standarisasi peralatan. Tak lama kemudian masuklah teknologi mobile-telecommunication.
Berkembanglah pemakaian handphone yang bardampak tumbuhnya usaha-usaha yang tidak hanya menyediakan layanan atau jejaring saja, melainkan juga membangun pabrik-pabrik dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kabel. Menarik untuk dicatat bahwa di era serbuan bisnis telekomunikasi itu, ternyata kaidah dan aturan bisnis professional tidak sepenuhnya diikuti.
Sementara itu faktor politik tampaknya justru mengambil peranan penting. Kala itu terjadi campur tangan bisnis dari “Keluarga Cendana” yang mengambil peranan sebagai mitra bisnis PT. Telkom dan Indosat yang kemudian diikuti oleh krono-kroni mereka seperti Liem Sio Liong melalui “Sinar Mas” dan lain-lain. Di era emas telekomunikasi itu, tumbuh dorongan kuat agar Bank Indonesia membuka pintunya lebar-lebar bagi pihak swasta asing.
Bahkan mereka menginginkan adanya privatisasi Telkom dan Indosat dalam penyelenggaraannya. Dampak dari dorongan ini mencuatnya pandangan bahwa regulasi yang ada sudah tidak memadai lagi. Di sekitar tahun 1996, mulailah disusun rencana untuk meninjau kembali UU No. 3 tahun 1989.

*Nusantara 21
Perkembangan satelit dipacu lebih lanjut dengan diresmikannya “Nusantara 21” (N21) oleh presiden RI pada tanggal 27 Desember 1996. Menggelindingnya N21 menjadi masukan utama untuk pembentukan Tim koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) melalui Kepres No. 30 tahun 1997. Tugas TKTI menurut Inpres No.6 tahun 2001 tentang pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia adalah:
(1) Mengkoordinasikan perencanaan dan memelopori program aksi dan inisiatif untuk meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika Indonesia serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya,
(2) Memperkuat kemampuan menggalang sumber daya yang ada di Indonesia guna mendukung keberhasilan pelaksanaan semua arah pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika, melaksanakan forum untuk membangun consensus antar pihak-pihak terkait di sector pemerintah dan swasta, serta akses mengakses pengalaman internasional dalam mengembangkan sistem infrastruktur infomasi nasional.
Tim ini diketuai oleh Menko Produksi Industri Strategis (Ginanjar Kartasasmita), wakil ketua Menparpostel, beranggotakan tujuh menteri departemen (Menkeu, Menhankam, Menpen, Mendagri, Menperindag, Menaker, dan Mendikbud) serta lima menteri negara (Mensesneg, Menristek, MenPAN, Menivest, Men-PPN).
Visi N21 adalah menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional didalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).
Konsep N21 merupakan jawaban atas tantangan globalisasi komunikasi dan informasi berupa jaringan komunikasi terpadu. N21 menggunakan kerangka pendekatan, antara lain:
(a) Memanfaatkan semua teknologi yang dapat mendukung pembangunan di semua sektor.
(b) Membentuk suatu jaringan maya informasi atau adi marga informasi (virtual information network atau information superhighway) yang menghubungkan seluruh pelosok tanah air.
Dengan dikembangkannya N21 maka pada tahun 2000 atau memasuki abad 21 seluruh kecamatan di Indonesia akan mempunyai akses ke semua teknologi komunikasi dan computer (K-2) dalam suatu jaringan terpadu yang didukung oleh 11 sistem satelit komunikasi. Sekarang ini baru ada tiga sistem satelit yang beroperasi, yaitu PSN dengan Palapa 1. Telkom dengan Palapa B4 dan B 2R, dan satelindo dengan Palapa C 1 dan C 2. Pengembangan infrastruktur fisik mengandung tiga kemungkinan penggunaan, yaitu : (1) Adiguna Marga Kepulauan (Archipelagic Super Highway), (2) Kota Multimedia (Multimedia Cities); dan (3) Nusantara Multimedia Community Access Centers (Pusat Akses Masyarakat Multimedia Nusantara).


(Annisa Putri R. 4KA12)

Softskill Pengantar Telematika

SEJARAH PERKEMBANGAN PENERAPAN TELEMATIKA DI INDONESIA

Istilah telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya L’informatisation de la Societe. Istilah telematika yang berasal dari kata dalam bahasa Perancis telematique merupakan gabungan dua kata: telekomunikasi dan informatika.
Telekomunikasi sendiri mempunyai pengertian sebagai teknik pengiriman pesan, dari suatu tempat ke tempat lain, dan biasanya berlangsung secara dua arah. “Telekomunikasi” mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk radio, telegraf/telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data melalui jaringan komputer. Sedangkan pengertian Informatika (Inggris: Informatics) mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi.
Jadi pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
Di Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) meliputi:
* Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
* Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
* Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan internasional di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
* Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
* Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan daerah;
* Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
* Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.
Telematika sering digunakan pada beberapa macam bidang, yaitu:
1. Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
2. Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
3. Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles) dan vehicle telematics.
Teknologi Telematika di Indonesia masih sangat terbatas. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation), diluncurkanlah internet. Pada tahun-tahun tersebut, istilah Unix, email, PC, modem, BBS, dan ethernet masih merupakan kata-kata yang sangat langka. Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televisi internasional (TV) kabel berkembang di Indonesia. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKNET. Semakin lama telematika terus berkembang sampai dengan sekarang seperti teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia saja, bahkan fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access. Kapasitas pada hardware sangat mengalami peningkatan dan banyak menghasilkan software terus yang baru, banyak usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental komputer, dan warnet (warung internet). Demikian perkembangan telematika pada masa lalu sampai dengan masa sekarang.

(Annisa Putri R. 4KA12)

Minggu, 02 Mei 2010

Tulisan Portofolio Bahasa Indonesia 2

HATI-HATI MEMILIH OBAT

Jangan hanya menyalahkan dokter jika kita harus membeli obat yang mahal atau jika ternyata obat itu tidak cocok dengan kita. Pemahaman konsumen yang masih rendah tentang obat-obatan juga bisa menjadi salah satu biang keladinya. Celakanya, banyak pula konsumen yang awam tentang obat, tetapi mencoba mencari dan menentukan sendiri jenis obat untuk memberantas penyakit yang dideritanya.
Bahkan, obat-obatan yang dijual bebas, kalau tidak hati-hati memilih dan mengkonsumsi bisa berakibat fatal. Misalnya, seorang yang mengidap asma terserang batuk, lantas meminum obat batuk tertentu, padahal obat yang diminumnya ternyata tidak cocok bahi penderita asma. Alih-alih batuknya sembuh, malah asmanya kumat.
Lantas bagaimana harus memilih obat yang baik? Pertama, tentukan dahulu apakah memang itu obat untuk penyakit yang Anda derita. Lantas perhatikan dosisnya. Jangan sekali-kali memakan obat melebihi dosis. Berikutnya, baca pula kontraindikasi obat bersangkutan yang biasanya dicantumkan dalam kemasan obat. Dengan demikian kita bisa mengetahui cocok atau tidaknya obat itu untuk kondisi kesehatan kita. Hanya, tak jarang dipakai istilah-istilah farmasi yang tidak dipahami oleh orang awam. Seperti produk pabrikasi lain, obat juga punya masa kadaluwarsa. Perhatikan tanggal kadaluwarsanya dan lebih aman lagi jika tanggal kadaluwarsanya masih lama. Jadi obat itu masih bisa disimpan lama.
Patut dicermati pula, apakah obat yang kita beli itu sudah rusak, atau belum. Ciri-ciri obat yang rusak antara lain ada bau khas karena penguraian oleh panas, terjadi kontaminasi yang biasanya ditunjukkan dengan perubahan warna. Obat yang rusak, secara fisik sudah meleleh atau, jika dalam bentuk serbuk, sudah menjadi cair. Untuk mencegah kerusakan obat, simpanlah di tempat yang sesuai dengan petunjuk di kemasan.
Obat yang baik belum tentu mahal harganya atau obat mahal belum tentu berkhasiat tinggi. Ada yang disebut obat generik. Umumnya berbentuk puyer atau serbuk. Harganya jauh lebih murah dibandingkan obat bermerek. Namun, khasiatnya sama. Sebab, sebenarnya bahan baku, isi, dan prosesnya sama. Jadi, sebenarnya sama saja. Bedanya, yang satu bermerek dan lainnya tidak. Oleh karena itu, guna menekan biaya pengobatan, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi obat generik.
Selain obat, ada pula jamu. Sebenarnya jamu ini sama saja fungsinya dengan obat. Bedanya, obat diproduksi dari bahan-bahan kimiawi sementara jamu memakai bahan-bahan alami. Banyak rempah-rempah atau tumbuhan yang mempunyai kandungan obat yang memiliki unsur penyembuh. Inilah yang kemudian diekstrasikan dalam bentuk serbuk. Ada pula yang dibuat dalam bentuk pil dan kapsul. Sekarang, sudah banyak pabrik jamu dengan aneka macam produk untuk mengatasi macam-macam keluhan kesehatan. Dan, yang terpenting, harga jamu jauh lebih murah dibandingkan harga obat.
Jadi, sebenarnya tersedia aneka macam pilihan pengobatan di sekeliling kita. Yang perlu dilakukan, hanya membuka mata dan pikiran untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tentunya yang cocok buat diri kita sendiri. Boleh obat bermerek, boleh obat generik, dan boleh pula jamu.


Annisa Putri R.
10107214
3 KA 12

Tulisan Portofolio Bahasa Indonesia 2

RIWAYAT HIDUP CHAIRIL ANWAR

Ayah Chairil Anwar bernama Tulus, dan ibunya Saleha. Mereka berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat. Dalam perantauan di Medan, Sumatra Utara, lahirlah Chairil Anwar, 22 Juli 1922. Anak bungsu ini hanya mempunyai seorang kakak. Ayah Chairil pegawai di kantor Belanda dengan kedudukan dan gaji yang cukup baik, di Medan.
Sejak kecil Chairil Anwar sudah menunjukkan otak yang cerdas. Dia pandai dalam banyak pelajaran di kelas sehingga guru-gurunya di HIS di Medan sayang padanya. Padanan HIS masa kini adalah SD. Karena bahasa pengantar di HIS adalah bahasa Belanda, Chairil menguasai bahasa Belanda sejak kecil, baik secara lisan maupun tertulis.
Dia melanjutkan pelajaran ke SMP (MULO). Di sekolah ini ia hanya duduk di Kelas Pendahuluan (voorklas) dan Kelas I, kemudian Kelas II di Jakarta. Chairil pindah ke Jakarta tahun 1941, atau saat berumur 19 tahun. Dia tidak tamat MULO karena kesulitan ekonomi. Ketika itu tentara Jepang menduduki Indonesia, yaitu tahun 1942.
Sejak kecil Chairil Anwar suka membaca buku. Ketika masih di SD, dia sudah membaca buku-buku sastra yang dibaca siswa SMA, bahkan orang dewasa. Penguasaan bahasa asingnya, di samping bahasa Belanda, bertambah lagi dengan bahasa Inggris dan Jerman.
Dengan tiga bahasa asing ini jendela sastra dunia terbuka lebar bagi Chairil. Dia lahap semua buku yang bisa lewat tangannya, apakah itu pinjaman lewat teman, kenalan, atau perpustakaan, juga “pinjaman permanen” dari toko buku. Banyak beredar anekdot mengenai cara-cara penyair itu mengambil alih buku sastra dari toko secara tidak diketahui penjaga toko.
Puisi-puisi yang dibacanya itu diserapnya dalam ingatan, dan dalam waktu singkat hafal olehnya. Dia gemar baca puisi luar kepala di depan sahabat-sahabatnya, yang terheran-heran mendengarkannya. Sebagai penyair yang cerdas, Chairil memiliki kepribadian dengan individualisme yang kuat. Pendiriannya tegar. Cara berpakaiannya rapi dan necis walaupun di zaman pendudukan Jepang itu kehidupan ekonominya payah. Jadi, Chairil bukan tipe seniman berpakaian kumal seenaknya, seperti banyak diduga orang.
Dalam lingkaran pergaulan seniman dan budayawan Jakarta, Chairil Anwar mulai dikenal ketika berumur 21 tahun, pada tahun 1943. Dia sering datang ke kantor redaksi Majalah Panji Pustaka mengantarkan puisi-puisinya. Chairil juga bergaul dengan seniman-budayawan yang lebih senior di Kantor Pusat Kebudayaan yang dibentuk tentara pendudukan Jepang yang bernama Keimin Bunka Shidoso.
Tiga bulan lamanya Chairil Anwar menjadi redaktur Majalah Gema Suasana (Januari-Maret 1948), ketika itu dia berumur 26 tahun. Dia tidak betah di sana dan keluar. Kemudian Chairil pindah kerja di mingguan berita Siasat, jadi anggota redaksi ruang kebudayaan Gelanggang bersama Ida Nasution, Asrul Sani, dan Rivai Apin.
Chairil Anwar beristrikan Hapsah, putri dari Hajah Wiredja, 6 September 1946 di Karawang, Jawa Barat. Dari perkawinan itu, lahirlah seorang putri, Evawani Alissa, 17 Juni 1947. Evawani alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan kini menjadi notaris di Jakarta.
Chairil tidak cermat menjaga kesehatannya. Gaya hidupnya tidak terdukung oleh kondisi fisiknya. Dalam keadaan demikian, dia masih menulis dari tangannya lahirlah puisi-puisi besar yang memperkaya khasanah sastra modern Indonesia.
Akhirnya, batas terlampaui juga. Chairil menghembuskan napas terakhir, 28 April 1949, di Rumah Sakit CB2 (kini RS Cipto Mangunkusumo). Dia berumur 26 tahun 9 bulan, masih begitu muda, sseperti yang pernah diperkirakan dalam salah satu puisinya. Dia dimakamkan di Pekuburan Karet, Jakarta, 30 April 1949.
Kumpulan puisinya baru terbit setelah ia meninggal, yaitu Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus (1949), Tiga Menguak Takdir bersama Asrul Sani, Rivai Apin (1950).

Annisa Putri R.
10107214
3 KA 12

Kamis, 29 April 2010

Tulisan Portofolio Bahasa Indonesia 2

TEMPAT TERAKHIR

Seminggu bersama Aldo, Opa Priyo merasa kecapaian. Ada-ada saja cara yang dirancang Aldo, mulai dari ziarah ke kubur ibunya, mengadakan upacara doa dan selamatan di rumah Eni, wisata berkeliling tempat-tempat wisata di sekitar kota Yogyakarta, acara foto-foto bareng yang akan dibawa ke Eropa, dan banyak lagi yang membuat lelaki 80 tahun itu merasa tersiksa. Lelaki tua itu paham bahwa Aldo ingin berbuat baik pada ayahnya sekaligus ingin melepas segala kerinduannya. Namun, di sisi Opa Priyo, semua itu tak banyak artinya.
Semula ia berjanji dengan Bang Rusdi akan kembali ke panti setelah tiga hari bersama Aldo. Di hari yang kedelapan, hari terakhir Aldo berada di Yogyakarta, Opa minta diantarkan malam itu juga ke panti.
“Esok masih ada hari, Ayah. Besok saja. Sebaiknya Ayah melepasku di bandara, biar aku merasa puas.”
“Tapi justru Ayah merasa terpukul melepasmu. Seolah-olah itulah hari terakhir kita bersama. Setelah itu Ayah akan mati. Lebih baik Ayah tidak melihatmu pergi Aldo. Antarkan Ayah malam ini juga ke panti.”
Aldo tersentak mendengar kata-kata ayahnya itu. Lama ia terdiam. Kemudian, katanya, baik Ayah. Kita kompromi. Esok pagi sebelum aku berangkat, aku akan antar Ayah dulu ke panti. Setelah itu, baru aku terus ke bandara.
Opa Priyo tampaknya setuju. Ia tak membantah lagi dan terus menuju kamar tidur. Menjelang terpejam, ia membayangkan sedang berada di warung belakang panti bersama Bang Rusdi sambil bercakap-cakap mengenai apa saja yang ingin dibicarakan. Mereka berdua merasa saling cocok, saling mendengarkan. Itulah yang dibutuhkan Opa Priyo di masa senjanya. Akhirnya, ia tertidur setelah merasa lelah.
Suasana berkabung menyambut kedatangan Opa Priyo pagi itu. Bang Rusdi telah meninggal sehari sebelumnya dengan tenang dan tersenyum. Jenazahnya segera dijemput anak-anaknya. Opa Priyo merasa lemas. Ia menghempaskan tubuhnya yang renta itu ke kasur. Ia mulai merasa tak enak badan dan merasa sakit-sakit di seluruh persendiannya. Rematiknya kambuh. Ia meneteskan air mata dan merasa amat cengeng.
“Susul aku, Rusdi,” seakan-akan suara Bang Rusdi menggema di rongga telinganya. Tapi setelah itu, setelah Eni dan Aldo meninggalkannya, nafasnya mulai terasa sesak. Makin lama makin sulit bernafas. Akhirnya, ia meraba-raba meja kecil di samping tempat tidurnya, memencet bel.
Petugas di kantor piket kesehatan melihat warna merah di angka 8, lalu mencocokkan angka itu dengan nama penghuninya. Tak lama kemudian, petugas kesehatan berlari-lari sambil mendorong tabung oksigen yang diikuti oleh langkah bergegas seorang dokter di belakangnya.
Kedua perawat dan dokter itu ternganga ketika melihat jasad Opa Priyo telah kaku di tempat tidurnya.

Annisa Putri R.
10107214
3 KA 12
Powered By Blogger