Sabtu, 20 Februari 2010

Tulisan Portofolio Bahasa Indonesia 2

KEJUTAN TAK TERLUPAKAN

Matahari bersinar terang bahkan terasa sangat panas. Dini mencoba utuk terus berjalan mencari adiknya yang hilang. Adiknya bernama Reno. Kejadian bermula ketika mereka berdua pergi untuk menonton pertunjukkan teater seni kebudayaan Jepang di Jakarta. Antusias Dini begitu besarnya hingga dia lupa terhadap keberadaan Reno disampingnya. Reno terlepas kala mereka hendak memasuki ruang pertunjukkan yang dipenuhi oleh sesaknya pengunjung yang datang. Dini terus saja asyik melihat pertunjukkan teater Jepang itu. Sementara Reno yang melihat kakaknya begitu semangat menikmati pertunjukkan sampai melupakan dirinya pun merasa bosan.
“Huhh, kakak benar-benar kelewatan!”
“Awas nanti tunggu saja balasanku!”
Kemudian terbersit dipikiran Reno untuk membuat suatu rencana untuk membalas kakaknya itu. “Tapi apa ya kira-kira yang harus aku lakukan?” Reno terus memutar otaknya memikirkan rencana seru untuk membalas kelakuan kakaknya. Hingga akhirnya sebuah titik terang dia dapatkan.
“Cringgg yeahhh aku tau rencana seru untukmu kak!”
“Lihat saja nanti!”
Karena Reno merasa sangat bosan, akhirnya dia memutuskan untuk pulang sendiri. Sesampainya dirumah dia langsung masuk ke kamar untuk beristirahat. Ibu yang melihatnya pulang langsung menyusul Reno di kamarnya.
“Reno, mengapa kamu pulang sendirian?”
“Dimana Kak Dini?” Untuk menjawab pertanyaan ini, Reno sempat berpikir untuk meminta bantuan ibunya agar dapat bersama-sama menjalankan rencana seru untuk membalas kakaknya itu.
“Bu, tadi aku dan Kak Dini terpisah saat memasuki gedung pertunjukkan teater yang begitu sesak”.
“Kak Dini malah asyik sendiri melihat pertunjukkan sampai-sampai dia tak sadar kalau aku sudah tidak disampingnya lagi Bu”.
Ibu merasa heran atas perlakuan Dini tersebut. Reno mulai melancarkan jurusnya untuk mengajak ibu dalam rencana untuk membalas kakaknya itu.
“Bu, aku punya rencana untuk Kak Dini agar dia tidak pernah melupakan aku”. Ibu menyimak pernyataan Reno tersebut.
“Memang apa Nak?”
“Begini Bu, besok ulangtahun Kak Dini jadi aku berniat untuk memberikan kejutan pada hari ulangtahunnya itu”.
“Aku harap ibu membantu untuk merahasiakannya sampai Kak Dini menerima kue ulangtahun dariku ya”. Kesepakatan akhirnya tercapai.
Reno mulai melancarkan aksinya dimulai dari meminta bantuan sahabatnya. Dia pun menuju rumah sahabatnya itu. Sesampainya disana Reno menceritakan perihal rencana kejutan untuk ulangtahun kak Dini. Sahabatnya setuju lalu saat itu juga mulai melakukan aksinya.
“Kringgg kringgg kringgg, handphone Dini berdering”. Karena ruangan teater tidak memungkinkan untuk menerima telepon maka Dini memutuskan untuk keluar dari gedung.
“Ya hallo siapa ini?”
Dari balik telepon terdengar suara lelaki misterius bagi Dini.
“Adikmu yang bernama Reno berada di tangan saya, jika ingin dia selamat harap kirim tebusan uang 50 juta rupiah dan ingat jangan lapor pada polisi!”
Telepon langsung dimatikan oleh lelaki misterius itu. Setelah Dini menerima telepon misterius itu, dia baru sadar bahwa sejak tadi Reno tidak disampingnya.
“Astaga Reno dimana ya?”
Dini terus menyusuri dalam dan sekitar luar gedung pertunjukkan. Tak perduli matahari diluar begitu menyengatnya. Dia juga mencoba menelepon handphone Reno tapi tidak aktif. Hingga hari menjelang malam, akhirnya Dini memutuskan untuk pulang ke rumah sambil berpikir bahwa Reno telah berada dirumah.
“Assalammu’alaikum Bu, Dini pulang”.
Dini melihat kondisi didalam rumah begitu sepi bahkan Reno yang dia cari pun tidak ada. Dia hanya bertemu ibu dengan perasaaan gemetar dan bingung apa harus menceritakan bahwa Reno telah diculik.
“Dini, adikmu mana?”
Dini benar-benar tambah gemetar dan bingung menjawabnya. Setelah terus berpikir didalam hati, akhirnya Dini memutuskan untuk bercerita.
“Bu, tadi aku baru saja terima telepon dari lelaki misterius yang mengaku bahwa Reno ada bersamanya”.
“Lelaki itu juga meminta tebusan uang sebanyak 50 juta rupiah, Bu”.
Mendengar cerita Dini, dalam hati ibu baru mengerti rencana kejutan dari Reno untuk kakaknya ternyata seperti itu. Ibu yang sebelumnya telah sepakat untuk membantu Reno memilih untuk merahasiakannya dari Dini.
“Memang Reno tidak kamu jaga baik-baik ya Din?”
Dengan penuh penyesalan dan air mata, Dini mencoba menjelaskan kepada ibunya.
“Bu, maafkan Dini yang terlalu egois ini sampai-sampai lupa pada Reno karena begitu serius menikmati pertunjukkan teater Jepang”.
“Tapi sungguh Dini benar-benar sangat menyesal atas perbuatan Dini dan takkan diulangi lagi, Bu”.
Air mata terus mengalir di mata Dini. Ibu yang melihat penyesalan yang tulus dari Dini, mencoba untuk memberi nasihat pada anaknya.
“Sudah Nak, apa yang telah terjadi jangan terus disesali tapi jadikan itu sebagai pelajaran bagi kita untuk menjadi yang lebih baik lagi”.
“Sekarang sudah malam sebaiknya kamu tidur dan tidak perlu memikirkan lagi kejadian hari ini, mungkin saja besok semua akan terjawab”.
Dini merasa hatinya sedikit lega, kemudian dia memtuskan untuk mengikuti perkataan ibunya. Setelah Dini masuk ke kamarnya, ibu kemudian menelepon ke rumah sahabatnya Reno.
“Reno, kakakmu telah menyesali perbuatannya dan tidak akan terulang lagi”.
“Ibu harap besok kamu pulang ya sekaligus memberikan kejutan pada kakakmu itu”. Dalam hati Reno senang karena rencananya sukses total.
“Baik Bu, besok aku akan pulang dan begitu Kak Dini keluar dari pintu kamarnya, Reno akan memberikan kejutan kue ulangtahun untuknya”.
Pagi hari pun tiba. Dini bergegas keluar dari kamarnya untuk sarapan.
“Surprise!”
Reno dan ibu telah berada di depan pintu kamarnya. Reno bernyanyi sambil membawa kue ulangtahun. Dengan perasaan senang karena telah melihat adiknya itu kemudian Dini memeluknya erat.
“Reno maafkan kakak ya, mulai sekarang kakak takkan pernah meninggalkanmu sendiri lagi”.
Mendengar perkataan kakaknya yang begitu tulus, Reno merasa terharu.
“Akhirnya rencanaku yang hebat ini sukses juga Kak, hahaha”.
Dini baru sadar bahwa semuanya ini rencana yang telah diatur Reno.
“Ooo jadi drama penculikan kemarin itu karangan kamu”.
“Dasar anak nakal, hahaha!”
Ibu melihat kedua anaknya itu begitu senang dan bangga.

Annisa Putri R.
10107214
3 KA 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Powered By Blogger